'Mememan' dan Purifikasi Diri
'Mememan' dan Purifikasi Diri
Mandi dan 'mememan' adalah dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Dari dulu 'mememan' atau berendam merupakan rutinitas umum dilakukan oleh sebagian besar orang Bali. 'Tukad' atau sungai menjadi pilihan favorit, tempat langganan yang dirasa paling manjur dalam urusan membersihkan badan termasuk 'mememan'.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun menjadikan 'Tukad' sebagai lokasi untuk menghabiskan waktunya, tak heran pula jika 'Tukad' dulunya sangat ramai setiap sore, dikunjungi oleh segala usia. Berbagai kegiatan pun dapat dijumpai di sana, mulai dari 'ngelangi' (berenang), 'maceburan' (lompat-lompatan), termasuk 'mememan' sembari 'megeburan' menikmati nikmatnya arus 'tukad'.
Suasana alam yang terbuka nan asri, membuat orang-orang betah berlama-lama untuk 'mememan'. Ditambah efek setelah 'mememan' yang dianggap mampu meredakan keletihan. Tak jarang, 'mememan' di 'tukad' dianggap solusi untuk penyegaran badan, istilah bagi Orang Bali adalah 'ngetisin basang'.
Di jaman sekarang, aktivitas 'mememan' mungkin sudah jarang dilakukan di 'tukad', orang-orang sudah memiliki fasilitas pribadi yaitu kamar mandi. Terlebih, keberadaan wisata pemandian kian hari menjadi incaran utama bagi penikmat 'mememan'. Fasilitas yang ditawarkannya pun beragam, inovasi yang diciptakan membuat obyek tersebut lebih unggul ketimbang 'tukad'.
Pemandian air panas misalnya, dipilih karena kondisi air yang bersih, alami serta mampu menghangatkan badan. Apalagi jika lokasi pemandian menyuguhkan pemandangan alam yang indah. Disini terlihat jelas bahwasanya 'mememan' telah berkembang, bertransformasi, dan multifungsi. Dulunya hanya sebatas mencari kesegaran, kini bisa juga untuk rekreasi dan mencari kesenangan.
Berbicara tentang kebiasaan 'mememan', tentunya tidak boleh mengabaikan manfaat. Lalu, munculah sebuah pertanyaan, Mana yang lebih baik? Air 'tukad' yang dingin atau sebaliknya, air hangat?
'Mememan di tukad'
Dari sisi kesehatan, 'mememan' diarus air, memiliki manfaat yang lebih ketimbang berendam di kolam biasa. Sungai merupakan terpaan yang memiliki ritme tertentu dan ketika menyentuh kulit terasa seperti 'dipijat', suhu yang lebih dingin mampu memberikan efek kejutan bagi tubuh yang akan mengaktifkan simpul-simpul syaraf sehingga menjadi lebih peka. Efek kejutan dan rangsangan tersebut akan membuat sel-sel syaraf berfungsi dengan lebih baik.
Apalagi jika dilakukan di pagi hari, mandi atau berendam menggunakan air dingin yang mengalir sangat dianjurkan. Suhu yang dingin bisa membantu memperkuat daya tahan tubuh. Tubuh memproduksi berbagai protein yang dibutuhkan oleh sistem imun guna melawan berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit, sedangkan udara di pagi hari yang masih bersih terbukti sangat bermanfaat bagi tubuh ketika dihirup.
Selain itu, air dingin yang bersentuhan dengan ujung saraf di permukaan kulit akan mengirimkan impuls-impuls elektrik pada otak. Hal ini akan dibaca sebagai sinyal agar otak tetap aktif dan segar. Otak juga akan memproduksi hormon beta-endorfin yang akan membuat Anda merasa lebih baik.
Jadi, tidak ada salahnya, jika Anda mengajak anak-anak anda untuk 'mememan' selama kurang lebih 10-15 menit. Perhatikan juga kondisi anak anda sebelum mengajaknya 'mememan', serta jangan lupa memilih lokasi 'mememan' yang aliran airnya bening dan bersih. 'Mememan' di 'tukad' juga layak disebut satu terapi yang paling terjangkau.
''Mememan di 'Yeh Anget'
Air hangat memang bagus untuk tubuh, apalagi dipakai untuk 'mememan'. Jika Anda sering berendam di air hangat, manfaat yang Anda dapat yakni sirkulasi atau peredaran darah Anda menjadi lebih lancar. Terlebih yang memiliki masalah pada otot, 'mememan' di air hangat terbukti ampuh melemaskan otot-otot yang kaku.
Suatu penelitian menyimpulkan bahwa, 'mememan' di air hangat selama 10 menit sama dengan seperti bersepeda selama setengah jam, jika Anda 'mememan' selama sejam, bayangkan, berapa banyak kalori yang mampu dibakar.
Namun janganlah terlalu sering berendam di air hangat, atur waktu yang tepat, sebab, uap yang ditimbulkan oleh air yang hangat dapat mengganggu kelembapan kulit, sehingga setelah mandi kulit terasa lebih kering.
'Mememan' sambil Meditasi
Anda semua pasti tahu bahwa 'mememan' adalah untuk kebersihan badan. Akan tetapi, 'mememan' juga dapat dipakai sebagai penghilang stress dan cara ampuh untuk menenangkan pikiran. Jika kita lihat posisi orang yang 'mememan' sama seperti seorang yang bermeditasi. Orang yang 'mememan' cenderung diam, sedikit gerak, lebih memfokuskan diri terhadap 'rasa' air disekujur badan. Jika anda hobby 'mememan' tidak ada salahnya mengkombinasikannya dengan meditasi, caranya ;
Setelah Anda mulai 'mememan' , fokuslah pada sensasi yang tubuh Anda rasakan. Biarkan pernapasan menjadi lebih lambat dan lebih dalam dari biasanya, tarik dan keluarkan nafas secara perlahan, sembari melepaskan seluruh stres dan rasa tidak nyaman. Bagi anda yang 'mememan'' di tukad, cobalah tehnik di atas sambil merasakan hentakan arus air yang mengenai badan Anda. Usahakan agar pikiran Anda tetap tenang, dan perhatian Anda terfokus dengan meditasi yang sedang dijalani. Izinkan air yang segar membawa "hanyut" kekawatiran, ketegangan, serta berbagai beban psikis yang Anda pikul. Izinkan air membawanya hanyut ke laut sebagai tujuan akhirnya. Dari laut air akan menguap ke awan menjadi awan dan kemudian hujan.
Dengan kata lain bermeditasi sambil "mememan" merupakan teknik transformasi diri. Emosi negatif dalam diri "dimurnikan" menjadi tidak ada/ SUNYA kemudian berevolusi menjadi emosi positif yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan kehidupan Anda. Selamat mencoba
Mandi dan 'mememan' adalah dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Dari dulu 'mememan' atau berendam merupakan rutinitas umum dilakukan oleh sebagian besar orang Bali. 'Tukad' atau sungai menjadi pilihan favorit, tempat langganan yang dirasa paling manjur dalam urusan membersihkan badan termasuk 'mememan'.
Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun menjadikan 'Tukad' sebagai lokasi untuk menghabiskan waktunya, tak heran pula jika 'Tukad' dulunya sangat ramai setiap sore, dikunjungi oleh segala usia. Berbagai kegiatan pun dapat dijumpai di sana, mulai dari 'ngelangi' (berenang), 'maceburan' (lompat-lompatan), termasuk 'mememan' sembari 'megeburan' menikmati nikmatnya arus 'tukad'.
Suasana alam yang terbuka nan asri, membuat orang-orang betah berlama-lama untuk 'mememan'. Ditambah efek setelah 'mememan' yang dianggap mampu meredakan keletihan. Tak jarang, 'mememan' di 'tukad' dianggap solusi untuk penyegaran badan, istilah bagi Orang Bali adalah 'ngetisin basang'.
Di jaman sekarang, aktivitas 'mememan' mungkin sudah jarang dilakukan di 'tukad', orang-orang sudah memiliki fasilitas pribadi yaitu kamar mandi. Terlebih, keberadaan wisata pemandian kian hari menjadi incaran utama bagi penikmat 'mememan'. Fasilitas yang ditawarkannya pun beragam, inovasi yang diciptakan membuat obyek tersebut lebih unggul ketimbang 'tukad'.
Pemandian air panas misalnya, dipilih karena kondisi air yang bersih, alami serta mampu menghangatkan badan. Apalagi jika lokasi pemandian menyuguhkan pemandangan alam yang indah. Disini terlihat jelas bahwasanya 'mememan' telah berkembang, bertransformasi, dan multifungsi. Dulunya hanya sebatas mencari kesegaran, kini bisa juga untuk rekreasi dan mencari kesenangan.
Berbicara tentang kebiasaan 'mememan', tentunya tidak boleh mengabaikan manfaat. Lalu, munculah sebuah pertanyaan, Mana yang lebih baik? Air 'tukad' yang dingin atau sebaliknya, air hangat?
'Mememan di tukad'
Dari sisi kesehatan, 'mememan' diarus air, memiliki manfaat yang lebih ketimbang berendam di kolam biasa. Sungai merupakan terpaan yang memiliki ritme tertentu dan ketika menyentuh kulit terasa seperti 'dipijat', suhu yang lebih dingin mampu memberikan efek kejutan bagi tubuh yang akan mengaktifkan simpul-simpul syaraf sehingga menjadi lebih peka. Efek kejutan dan rangsangan tersebut akan membuat sel-sel syaraf berfungsi dengan lebih baik.
Apalagi jika dilakukan di pagi hari, mandi atau berendam menggunakan air dingin yang mengalir sangat dianjurkan. Suhu yang dingin bisa membantu memperkuat daya tahan tubuh. Tubuh memproduksi berbagai protein yang dibutuhkan oleh sistem imun guna melawan berbagai virus dan bakteri penyebab penyakit, sedangkan udara di pagi hari yang masih bersih terbukti sangat bermanfaat bagi tubuh ketika dihirup.
Selain itu, air dingin yang bersentuhan dengan ujung saraf di permukaan kulit akan mengirimkan impuls-impuls elektrik pada otak. Hal ini akan dibaca sebagai sinyal agar otak tetap aktif dan segar. Otak juga akan memproduksi hormon beta-endorfin yang akan membuat Anda merasa lebih baik.
Jadi, tidak ada salahnya, jika Anda mengajak anak-anak anda untuk 'mememan' selama kurang lebih 10-15 menit. Perhatikan juga kondisi anak anda sebelum mengajaknya 'mememan', serta jangan lupa memilih lokasi 'mememan' yang aliran airnya bening dan bersih. 'Mememan' di 'tukad' juga layak disebut satu terapi yang paling terjangkau.
''Mememan di 'Yeh Anget'
Air hangat memang bagus untuk tubuh, apalagi dipakai untuk 'mememan'. Jika Anda sering berendam di air hangat, manfaat yang Anda dapat yakni sirkulasi atau peredaran darah Anda menjadi lebih lancar. Terlebih yang memiliki masalah pada otot, 'mememan' di air hangat terbukti ampuh melemaskan otot-otot yang kaku.
Suatu penelitian menyimpulkan bahwa, 'mememan' di air hangat selama 10 menit sama dengan seperti bersepeda selama setengah jam, jika Anda 'mememan' selama sejam, bayangkan, berapa banyak kalori yang mampu dibakar.
Namun janganlah terlalu sering berendam di air hangat, atur waktu yang tepat, sebab, uap yang ditimbulkan oleh air yang hangat dapat mengganggu kelembapan kulit, sehingga setelah mandi kulit terasa lebih kering.
'Mememan' sambil Meditasi
Anda semua pasti tahu bahwa 'mememan' adalah untuk kebersihan badan. Akan tetapi, 'mememan' juga dapat dipakai sebagai penghilang stress dan cara ampuh untuk menenangkan pikiran. Jika kita lihat posisi orang yang 'mememan' sama seperti seorang yang bermeditasi. Orang yang 'mememan' cenderung diam, sedikit gerak, lebih memfokuskan diri terhadap 'rasa' air disekujur badan. Jika anda hobby 'mememan' tidak ada salahnya mengkombinasikannya dengan meditasi, caranya ;
Setelah Anda mulai 'mememan' , fokuslah pada sensasi yang tubuh Anda rasakan. Biarkan pernapasan menjadi lebih lambat dan lebih dalam dari biasanya, tarik dan keluarkan nafas secara perlahan, sembari melepaskan seluruh stres dan rasa tidak nyaman. Bagi anda yang 'mememan'' di tukad, cobalah tehnik di atas sambil merasakan hentakan arus air yang mengenai badan Anda. Usahakan agar pikiran Anda tetap tenang, dan perhatian Anda terfokus dengan meditasi yang sedang dijalani. Izinkan air yang segar membawa "hanyut" kekawatiran, ketegangan, serta berbagai beban psikis yang Anda pikul. Izinkan air membawanya hanyut ke laut sebagai tujuan akhirnya. Dari laut air akan menguap ke awan menjadi awan dan kemudian hujan.
Dengan kata lain bermeditasi sambil "mememan" merupakan teknik transformasi diri. Emosi negatif dalam diri "dimurnikan" menjadi tidak ada/ SUNYA kemudian berevolusi menjadi emosi positif yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan kehidupan Anda. Selamat mencoba
Artikel Menarik Lainnya
27/04/2019
Filosofi Tersembunyi dari Tumpek Wayang
Tumpek wayang dirayakan 2010 hari sekali, tepat di hari Saniscara Kliwon Uku Wayang 7/04/2019
Transformasi diri & Sasih Kedasa
Berdasarkan hitungan kalender Bali Saka, Sasih Kedasa sering diidentikan dengan kata Dasa, jikat diterjemahkan berarti bulan ke 10 (sepuluh), 15/06/2020
FILOSOFI HUJAN Tatanan Hidup Baru Sesuai Kehendak Alam
Kita sering melihat dan menyaksikan hujan turun, namun kita lupa untuk membaca pesan kosmis yang dikirm melalui hujan, semoga tulisan ini dapat menjadi teman dalam merenung 7/04/2019
Fakta Tumbuhan ‘Tiying’.
Di tengah masyarakat Bali, Tiying adalah tumbuhan yang sangat terkenal dan merupakan jenis tanaman yang paling banyak memiliki kegunaan dan manfaat. 2/02/2020