
Engkeb-engkeban
Engkeb-engkeban
Bila kita membayangkan kembali diumur lima tahunan rasanya pasti ingin tertawa mengingat tingkah laku ketika itu. Yang ada dalam pikiran hanyalah bermain. Tanpa memikirkan sesuatu yang akan terjadi besok, lusa dan seterusnya. Jika bermain mau kalah suatu hal yang mustahil, bawaanya ingin menang saja. Permainan yang paling menyenangkan rasanya adalah 'Engkeb-engkeban'. Begitulah orang Bali menyebutnya, yang artinya permainan sembunyi-sembunyian. Kiranya semua anak-anak pernah merasakan permainan ini. Permainan yang menguras tenaga, namun terbayar dengan kesenangan.
Cara bermain 'engkeb-engkeban hampir sama dengan permainan petak-umpet. Dalam permainan 'engkeb-engkeban', melibatkan antara 5 hingga 10 orang anak atau lebih, dimana satu orang anak berperan sebagai 'tukang ejuk' (pencari) ditentukan dengan cara diundi, sedangkan anak-anak lainnya 'mengkeb'/ bersembunyi sepandai mungkin. Area persembunyian biasanya sudah ditetapkan terlebih dahulu sebelum permainan dimulai, tidak boleh melewati batas-batas yang telah ditentukan, demikian pula 'war-waran' (aturan-aturan) lainnya disepakati oleh masing-masing anak. 'tukang ejuk' harus mampu menemukan semua lawannya yang bersembunyi, lawan yang pertama ditangkap, otomatis ialah yang akan menggantikan posisi menjadi seorang 'pencari, dan begitu seterusnya.
Menangis dan tertawa adalah 'musik' yang sering mengiringi permainan ini. Terkadang bilamana seorang anak yang berperan sebagai 'pencari' tidak mampu menemukan teman-temanya yang bersembunyi, maka sudah pasti anak itu menyerah, dan tidak jarang pula ia menangis. Uniknya, anak-anak yang lain malah mentertawakan momen kepasrahanya, diselingi berbagai candaan khas serta guyonan mereka untuk menghibur, sehingga suasana yang tadinya sedih berubah seketika menjadi keseruan dan kesenangan yang tidak akan terlupakan.
Permainan tradisional 'engkeb-engkeban' ini bisa melatih anak beradu kecerdasan, kecermatan, dan kejelian. Anak-anak dilatih berpikir mencari tempat yang tepat untuk bersembunyi dan bagaimana cara bersembunyi untuk menghindar dari orang mencarinya. Permainan ini juga menjadikan anak lebih kuat dan tangkas secara fisik.
Tidak hanya meningkatkan kualitis fisik anak saja, namun juga mental, emosi dan kemandirian seorang anak akan dilatih disini. Anak belajar rasa tanggung jawab serta keberaniannya untuk menghadapi masalah. Disatu sisi 'engkeb-engkeban' merupakan sarana menumbuhkembangkan kepedulian anak terhadap sesama. Peka dengan situasi serta kondisi disekitar, tolong-menolong terlebih terhadap temannya yang tidak lagi mampu menyelesaikan permainan, memberikan ruang bergaul serta mendidik anak-anak untuk bermain sportif, jujur, dan kreatif. Permainan inilah yang sejatinya mampu membangun rasa kekeluargaan.
Bila kita membayangkan kembali diumur lima tahunan rasanya pasti ingin tertawa mengingat tingkah laku ketika itu. Yang ada dalam pikiran hanyalah bermain. Tanpa memikirkan sesuatu yang akan terjadi besok, lusa dan seterusnya. Jika bermain mau kalah suatu hal yang mustahil, bawaanya ingin menang saja. Permainan yang paling menyenangkan rasanya adalah 'Engkeb-engkeban'. Begitulah orang Bali menyebutnya, yang artinya permainan sembunyi-sembunyian. Kiranya semua anak-anak pernah merasakan permainan ini. Permainan yang menguras tenaga, namun terbayar dengan kesenangan.
Cara bermain 'engkeb-engkeban hampir sama dengan permainan petak-umpet. Dalam permainan 'engkeb-engkeban', melibatkan antara 5 hingga 10 orang anak atau lebih, dimana satu orang anak berperan sebagai 'tukang ejuk' (pencari) ditentukan dengan cara diundi, sedangkan anak-anak lainnya 'mengkeb'/ bersembunyi sepandai mungkin. Area persembunyian biasanya sudah ditetapkan terlebih dahulu sebelum permainan dimulai, tidak boleh melewati batas-batas yang telah ditentukan, demikian pula 'war-waran' (aturan-aturan) lainnya disepakati oleh masing-masing anak. 'tukang ejuk' harus mampu menemukan semua lawannya yang bersembunyi, lawan yang pertama ditangkap, otomatis ialah yang akan menggantikan posisi menjadi seorang 'pencari, dan begitu seterusnya.
Menangis dan tertawa adalah 'musik' yang sering mengiringi permainan ini. Terkadang bilamana seorang anak yang berperan sebagai 'pencari' tidak mampu menemukan teman-temanya yang bersembunyi, maka sudah pasti anak itu menyerah, dan tidak jarang pula ia menangis. Uniknya, anak-anak yang lain malah mentertawakan momen kepasrahanya, diselingi berbagai candaan khas serta guyonan mereka untuk menghibur, sehingga suasana yang tadinya sedih berubah seketika menjadi keseruan dan kesenangan yang tidak akan terlupakan.
Permainan tradisional 'engkeb-engkeban' ini bisa melatih anak beradu kecerdasan, kecermatan, dan kejelian. Anak-anak dilatih berpikir mencari tempat yang tepat untuk bersembunyi dan bagaimana cara bersembunyi untuk menghindar dari orang mencarinya. Permainan ini juga menjadikan anak lebih kuat dan tangkas secara fisik.
Tidak hanya meningkatkan kualitis fisik anak saja, namun juga mental, emosi dan kemandirian seorang anak akan dilatih disini. Anak belajar rasa tanggung jawab serta keberaniannya untuk menghadapi masalah. Disatu sisi 'engkeb-engkeban' merupakan sarana menumbuhkembangkan kepedulian anak terhadap sesama. Peka dengan situasi serta kondisi disekitar, tolong-menolong terlebih terhadap temannya yang tidak lagi mampu menyelesaikan permainan, memberikan ruang bergaul serta mendidik anak-anak untuk bermain sportif, jujur, dan kreatif. Permainan inilah yang sejatinya mampu membangun rasa kekeluargaan.
Artikel Menarik Lainnya
7/04/2019
Fakta Tumbuhan ‘Tiying’.
Di tengah masyarakat Bali, Tiying adalah tumbuhan yang sangat terkenal dan merupakan jenis tanaman yang paling banyak memiliki kegunaan dan manfaat. 7/04/2019
'Mememan' dan Purifikasi Diri
Mememan atau berendam memiliki makna dan kearifan lokal yang terbukti secara ilmiah bermanfaat untuk kesehatan 6/04/2020
PAYUNG ATLET & KASIH IBU
Atlet, Akademisi, Klinisi dan Praktisi memang idelanya berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas prestasi yang aman dan nyaman untuk semuanya. Kini Bali telah memulai langkah awal 10/04/2020
Sekarura Dalam Pengobatan Tradisional dan Integratif
Kedokteran terintegrasi merupakan gabungan antara kedokteran konvensional dengan kedokteran non konvensional (komplementer & alternatif) 26/07/2019