Resepkan Metode Pelepasan, Seorang Dokter Ditelisik selama 3 Jam oleh BPOM Denpasar
Denpasar, 10 Juni 2019, atas intruksi langsung Kepala Bagian Tata Usaha BPOM Denpasar kepada pengawas Farmasi dan Makanan muda, Ni Putu Ekayani Scorpiasanti L.,S.Si.Apt.,M.Biomed beberapa kali mencoba menghubungi saya, yang didengarnya meresepkan metode pelepasan kepada pasien. Beberapa kali tidak mengangkat telfon, Ibu Eka memutuskan untuk mengirim pesan via WA dengan narasi sebagai berikut. "Perkenalkan saya Ekayani dari BPOM, berkenan untuk mengangkat telfon ngih dok?"
Tahukah Anda, bila Anda seorang dokter atau pemilik Apotik, dihubungi oleh pejabat BPOM, pasti ada suatu kesalahan fatal yang dilakukannya baik kesalahan administrasi maupun dalam penggunaan bahan makanan dan obat di bawah pengawasan BPOM.
Jujur saja, perasaan saya galau dan tegang saat itu, kemudian menghubungi staf di klinik, menanyakan apakah terjadi suatu masalah yang saya belum ketahui. Staf di klinik melaporkan tidak ada kejadian apa-apa. Dengan keterangan itu saya semakin bingung dan memutuskan untuk membalas pesan Ibu pengawas dengan was was dan pada intinya menyatakan kesanggupan mengangkat telfon. Setelah berbicara panjang lebar barulah saya sedikit tenang, bahwa tujuan Beliau menghubungi saya adalah untuk meminta hadir di BPOM untuk memberikan siraman rohani dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Nyepi.
Setelah ketegangan hilang, saya kemudian menjadi bingung, siraman rohani? Karena saking tegangnya tidak sempat terfikir untuk bertanya materi apa yang dimaksudkan Ibu Eka. Saya memutuskan untuk memikirkannya kemudian sampai benar-benar ketegangan di dalam diri saya hilang.
Keesokan hari saya mengirim pesan ke Bu Eka untuk meminta keterangan lebih lanjut dari maksud dan tujuan diadakannya acara yang Beliau maksudkan. Dari keterangan Ibu Eka, Beliau mendengar dari kawannya yang bekerja di Bank Mandiri bahwa Pesan dari Topeng Sidhakarya sangat relevan dan universal disampaikan dalam acara perayaan hari raya yang mengabungkan hari besar 2 agama yang secara prinsip memiliki perbedaan. Tanggal 14 juni 2019, saya beserta tim hadir di BPOM. Kami disambut oleh Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar, Dra. Gusti Ayu Adhi Aryapatni,Apt.
Setelah beramah tamah beberapa saat, barulah kami saling terkejut, bahwa ternyata kami masih dalam garis keturunan yang sama. Beliau lahir dan besar di Puri Ageng Perean, lama merantau dan saat ini ditugaskan di Bali. Pembicaraan berlanjut kepada sesi acara inti, di hadapan 150 petinggi, dan staf BPOM disampaikan sejarah dari Tari Topeng Sidhakarya dan hubungannya dengan transformasi diri sebagaimana konsep alam Ego State yang menjelaskan teknologi di balik Topeng Sidhakarya dari perspektif psikologi modern. Anda dapat membaca teknologi di Balik Topeng Sidhakarya dari perpektif psikologi modern di buku The Secret Message Of Dalem Sidhakarya, selengkapnya Anda dapat baca di https://bit.ly/2KRVu5H.
Dalam kesempatan itu, saya mengisahkan bahwa pertama kali istilah EGO pertama kali diperkenalkan oleh Sigmud Freud (1856-1939) yang dikenal sebagai Bapak Psikoanalisis. Kemudian salah seorang murid Freud, bernama Paul Federn (1952) mengenalkan pertama kali istilah ego state. Kemudian seorang cendekiawan asal Itali, Eloardo Weiss (1957) mengembangkan temuan ego state menjadi lebih sempurna, hingga kemudian salah satu murid Weiss yakni John Watkins mengabungkan ego state dengan hipnosis ke dalam sebuah protokol ego sate therapy.
Pada tahun 1970, Hilgard & Hilgard mendefiniskan adanya hidden observer saat melakukan eksperimen menerapkan kondisi tuli dan mati rasa (anastesia) kepada seseorang dalam kondisi hipnosis. Orang yang menjalani percobaan tersebut mengakui secara sadar (concious) tidak mendengar apa-apa dan tidak merasakan sakit saat tangan dan lengan dimasukkan ke dalam air es yang sangat dingin, namun saat dilakukan pengecekan dengan subpersonality di bawah sadar (subconcious) dengan signal jari (ideomotor respon) dia bisa tetap mendengar dan merasakan sakit. Namun rasa sakit di tangan dan lengan berpindah ke ulu hati sehingga saat itu ia ingin muntah.
Pada dekade berikutnya, John & Helen Watkins mengangkat ego state ke ranah akademis dengan memasukkan bahasan ego state ke jurnal, artikel dan diadakan kongres pertama Ego State Therapy di Bad Orb, dekat Frankfrut (2003). Hingga kini John & Helen Watkins dikenal sebagai Ibu dan Bapak ego state therapy. Kemudian temuan-temuan dinamika ego state jauh berkembang di tangan Gordon Emmerson, seorang Profesor Psikologi yang saat ini tinggal di Australia, dan merubah nama ego state therapy menjadi Resource Therapy dari 2014 hingga kini. Informasi tentang Resource Therapy dapat Anda telusuri lebih lengkap di www.resourcetherapyinternational.com. Saya bersyukur dapat berbincang langsung dengan Mr. Gordon Emmerson saat Beliau membuka kelas Clinical Resource Therapy di Ubud,Bali. Dan dalam kesempatan itu kami bertukar buku, saya menyerahkan buku The Secret Message Of Dalem Sidhakarya, dan Gordon memberi saya Manual Book Resoursce Therapy, hingga kini kami tetap berkomunikasi dengan sangat baik.
Saya merasa sangat beruntung, karena di tahun 2015 saya belajar kepada Bapak DR.Adi.W Gunawan,CCH di kelas Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy, dengan lama pendidikan 100 jam tatap muka, dalam angkatan 19. Merasa masih belum paham dengan mendalam dengan hypnotherapy saya mengambil reset kembali di program yang sama, di tahun 2017, dengan durasi 100 jam. Sehingga waktu belajar yang telah saya lalui dibawah supervisi Beliau total sebanyak 200 jam. Dari Beliaulah saya pertama kali mengenal ego state sebagai ego personality. Anda dapat melihat profil murid-murid Beliau diberbagai kota di link https://bit.ly/2KRROAR
Dari Beliau pula saya mulai dapat memahami kecerdasan dari leluhur dam tetua di Bali yang ternyata jauh sebelum Paul Federn (1952) mengemukakan ego state. Dalem Waturenggong pada tahun 1425 M telah memahami daya terpendam dalam setiap diri manusia ini, kemudian diabadikan dalam Tari Wali Pajegan Sidhakarya. "Pajegan" diambl dari karta "jeg" yang artinya berdiri. Dalam ego personality kita mengenalnya dengan EP eksekutif. Pajegan juga berarti tunggal atau sendiri. Dalam pakem aslinya Topeng Sidhakarya ditarikan secara borongan atau menyendiri. Seorang penari menarikan enam karakter topeng dalam satu panggung, yakni topeng keras, topeng tua, topeng penasar, topeng dalem, topeng bondres dan terakhir topeng Sidhakarya yang dalam buku The Secret Message Of Dalem Sidhakarya diidentifikasi sebagai hidden observer. "Dalem" tidak saja bermakna seorang raja namun kata "dalem" juga berarti yang "di dalam" atau inside in. Sedangkan kata Siddha berasal dari bahasa kawi yang diturunkan dari Bahasa Sansekerta yang berarti terlampaui. Sedangkan kata "karya" merujuk pada suatu prosesi atau dinamika. Dengan demikian Sidhakarya merupakan suatu pengalam transpersonal seseorang dalam melampaui dirinya. Anda dapat mendapatkan Metode pelepasan Sidhakarya secara gratis dengan menghadiri Bedah Buku pada tanggal 22 Juni 2019, undangan dapat Anda unduh di https://bit.ly/2Zv9ZAB
Dalam kehidupan masyarakat Bali tradisonal, seseorang akan tumbuh dan berkembang dari Siddhi-Siddha- Saddhu. Sidhi berarti satu atau utuh (kafahh), atau ia yang telah menerima seluruh bagian diri dan potensi diri dalam satu kesadaran utuh terlepas dari dualitas. Kemudian mengalami transformasi atau peningkatan kesadaran (Siddha) menjadi seorang yang Sadhu atau bijaksana. Bukankah semua ajaran agama menuntun umatnya menjadi orang yang utuh, mampu meningkatkan kesadaran dan menjadi bijaksana sehingga tumbuh rasa kasih di dalam diri sebagai rasa utama yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaanNYA yang lain. Sebagai penutup acara dengan durasi 3 jam tersebut saya melempar sebuah qoute yang dikutip dari buku The Secret Message Of Dalem Sidhakarya,yakni Orang Bijak Melihat Kesatuan di Balik Perbedaan.
Semoga Bermanfaat
Tahukah Anda, bila Anda seorang dokter atau pemilik Apotik, dihubungi oleh pejabat BPOM, pasti ada suatu kesalahan fatal yang dilakukannya baik kesalahan administrasi maupun dalam penggunaan bahan makanan dan obat di bawah pengawasan BPOM.
Jujur saja, perasaan saya galau dan tegang saat itu, kemudian menghubungi staf di klinik, menanyakan apakah terjadi suatu masalah yang saya belum ketahui. Staf di klinik melaporkan tidak ada kejadian apa-apa. Dengan keterangan itu saya semakin bingung dan memutuskan untuk membalas pesan Ibu pengawas dengan was was dan pada intinya menyatakan kesanggupan mengangkat telfon. Setelah berbicara panjang lebar barulah saya sedikit tenang, bahwa tujuan Beliau menghubungi saya adalah untuk meminta hadir di BPOM untuk memberikan siraman rohani dalam rangka memperingati Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Nyepi.
Setelah ketegangan hilang, saya kemudian menjadi bingung, siraman rohani? Karena saking tegangnya tidak sempat terfikir untuk bertanya materi apa yang dimaksudkan Ibu Eka. Saya memutuskan untuk memikirkannya kemudian sampai benar-benar ketegangan di dalam diri saya hilang.
Keesokan hari saya mengirim pesan ke Bu Eka untuk meminta keterangan lebih lanjut dari maksud dan tujuan diadakannya acara yang Beliau maksudkan. Dari keterangan Ibu Eka, Beliau mendengar dari kawannya yang bekerja di Bank Mandiri bahwa Pesan dari Topeng Sidhakarya sangat relevan dan universal disampaikan dalam acara perayaan hari raya yang mengabungkan hari besar 2 agama yang secara prinsip memiliki perbedaan. Tanggal 14 juni 2019, saya beserta tim hadir di BPOM. Kami disambut oleh Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar, Dra. Gusti Ayu Adhi Aryapatni,Apt.
Setelah beramah tamah beberapa saat, barulah kami saling terkejut, bahwa ternyata kami masih dalam garis keturunan yang sama. Beliau lahir dan besar di Puri Ageng Perean, lama merantau dan saat ini ditugaskan di Bali. Pembicaraan berlanjut kepada sesi acara inti, di hadapan 150 petinggi, dan staf BPOM disampaikan sejarah dari Tari Topeng Sidhakarya dan hubungannya dengan transformasi diri sebagaimana konsep alam Ego State yang menjelaskan teknologi di balik Topeng Sidhakarya dari perspektif psikologi modern. Anda dapat membaca teknologi di Balik Topeng Sidhakarya dari perpektif psikologi modern di buku The Secret Message Of Dalem Sidhakarya, selengkapnya Anda dapat baca di https://bit.ly/2KRVu5H.
Dalam kesempatan itu, saya mengisahkan bahwa pertama kali istilah EGO pertama kali diperkenalkan oleh Sigmud Freud (1856-1939) yang dikenal sebagai Bapak Psikoanalisis. Kemudian salah seorang murid Freud, bernama Paul Federn (1952) mengenalkan pertama kali istilah ego state. Kemudian seorang cendekiawan asal Itali, Eloardo Weiss (1957) mengembangkan temuan ego state menjadi lebih sempurna, hingga kemudian salah satu murid Weiss yakni John Watkins mengabungkan ego state dengan hipnosis ke dalam sebuah protokol ego sate therapy.
Pada tahun 1970, Hilgard & Hilgard mendefiniskan adanya hidden observer saat melakukan eksperimen menerapkan kondisi tuli dan mati rasa (anastesia) kepada seseorang dalam kondisi hipnosis. Orang yang menjalani percobaan tersebut mengakui secara sadar (concious) tidak mendengar apa-apa dan tidak merasakan sakit saat tangan dan lengan dimasukkan ke dalam air es yang sangat dingin, namun saat dilakukan pengecekan dengan subpersonality di bawah sadar (subconcious) dengan signal jari (ideomotor respon) dia bisa tetap mendengar dan merasakan sakit. Namun rasa sakit di tangan dan lengan berpindah ke ulu hati sehingga saat itu ia ingin muntah.
Pada dekade berikutnya, John & Helen Watkins mengangkat ego state ke ranah akademis dengan memasukkan bahasan ego state ke jurnal, artikel dan diadakan kongres pertama Ego State Therapy di Bad Orb, dekat Frankfrut (2003). Hingga kini John & Helen Watkins dikenal sebagai Ibu dan Bapak ego state therapy. Kemudian temuan-temuan dinamika ego state jauh berkembang di tangan Gordon Emmerson, seorang Profesor Psikologi yang saat ini tinggal di Australia, dan merubah nama ego state therapy menjadi Resource Therapy dari 2014 hingga kini. Informasi tentang Resource Therapy dapat Anda telusuri lebih lengkap di www.resourcetherapyinternational.com. Saya bersyukur dapat berbincang langsung dengan Mr. Gordon Emmerson saat Beliau membuka kelas Clinical Resource Therapy di Ubud,Bali. Dan dalam kesempatan itu kami bertukar buku, saya menyerahkan buku The Secret Message Of Dalem Sidhakarya, dan Gordon memberi saya Manual Book Resoursce Therapy, hingga kini kami tetap berkomunikasi dengan sangat baik.
Saya merasa sangat beruntung, karena di tahun 2015 saya belajar kepada Bapak DR.Adi.W Gunawan,CCH di kelas Scientific EEG & Clinical Hypnotherapy, dengan lama pendidikan 100 jam tatap muka, dalam angkatan 19. Merasa masih belum paham dengan mendalam dengan hypnotherapy saya mengambil reset kembali di program yang sama, di tahun 2017, dengan durasi 100 jam. Sehingga waktu belajar yang telah saya lalui dibawah supervisi Beliau total sebanyak 200 jam. Dari Beliaulah saya pertama kali mengenal ego state sebagai ego personality. Anda dapat melihat profil murid-murid Beliau diberbagai kota di link https://bit.ly/2KRROAR
Dari Beliau pula saya mulai dapat memahami kecerdasan dari leluhur dam tetua di Bali yang ternyata jauh sebelum Paul Federn (1952) mengemukakan ego state. Dalem Waturenggong pada tahun 1425 M telah memahami daya terpendam dalam setiap diri manusia ini, kemudian diabadikan dalam Tari Wali Pajegan Sidhakarya. "Pajegan" diambl dari karta "jeg" yang artinya berdiri. Dalam ego personality kita mengenalnya dengan EP eksekutif. Pajegan juga berarti tunggal atau sendiri. Dalam pakem aslinya Topeng Sidhakarya ditarikan secara borongan atau menyendiri. Seorang penari menarikan enam karakter topeng dalam satu panggung, yakni topeng keras, topeng tua, topeng penasar, topeng dalem, topeng bondres dan terakhir topeng Sidhakarya yang dalam buku The Secret Message Of Dalem Sidhakarya diidentifikasi sebagai hidden observer. "Dalem" tidak saja bermakna seorang raja namun kata "dalem" juga berarti yang "di dalam" atau inside in. Sedangkan kata Siddha berasal dari bahasa kawi yang diturunkan dari Bahasa Sansekerta yang berarti terlampaui. Sedangkan kata "karya" merujuk pada suatu prosesi atau dinamika. Dengan demikian Sidhakarya merupakan suatu pengalam transpersonal seseorang dalam melampaui dirinya. Anda dapat mendapatkan Metode pelepasan Sidhakarya secara gratis dengan menghadiri Bedah Buku pada tanggal 22 Juni 2019, undangan dapat Anda unduh di https://bit.ly/2Zv9ZAB
Dalam kehidupan masyarakat Bali tradisonal, seseorang akan tumbuh dan berkembang dari Siddhi-Siddha- Saddhu. Sidhi berarti satu atau utuh (kafahh), atau ia yang telah menerima seluruh bagian diri dan potensi diri dalam satu kesadaran utuh terlepas dari dualitas. Kemudian mengalami transformasi atau peningkatan kesadaran (Siddha) menjadi seorang yang Sadhu atau bijaksana. Bukankah semua ajaran agama menuntun umatnya menjadi orang yang utuh, mampu meningkatkan kesadaran dan menjadi bijaksana sehingga tumbuh rasa kasih di dalam diri sebagai rasa utama yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaanNYA yang lain. Sebagai penutup acara dengan durasi 3 jam tersebut saya melempar sebuah qoute yang dikutip dari buku The Secret Message Of Dalem Sidhakarya,yakni Orang Bijak Melihat Kesatuan di Balik Perbedaan.
Semoga Bermanfaat
Artikel Menarik Lainnya
31/10/2019
EMPTINESS DANCING
Emptiness Dancing merupakan suatu tarian sakral, tarian mistis para kawi wiku. Tarian yang muncul dari kedalaman jiwa seseorang yang telah melalui semua dinamika kehidupan 2/05/2019
KEBHUTAAN SEORANG GURU
Setiap 2 Mei kita memperingati Hari Pendidikan Nasional. Korelasi paling umum saat HARDIKNAS 2/02/2020
Lima Resep Kuno Hadapi Serangan Virus pada Ternak Babi
Grubug akibat virus ASF, ini lima resep kuno dari leluhur Bali zaman dulu 26/07/2019
BERGURU KEPADA BAYANGAN
Berguru kepada bayangan intinya adalah ilmu membalikkan pandangan. Bayangan mengajar dengan menunjukkan kebalikkannya 10/08/2020