MANUSIA CELL
Tahukah Anda Kebijaksanaan dari Sebuah Sel?
Pada mata kuliah fisiologi sewaktu masih kuliah dulu, seorang dosen bercerita tentang fisiologi sel manusia. Mulanya saya menganggap betapa akan membosankannya menyimak pembahasannya. Namun asumsi itu segera sirna ketika beliau mulai mengajar dengan caranya yang menarik dan mendetil.
Saya suka caranya menjelaskan sekelumit tahapan-tahapan fisiologi yang rumit itu dengan lugas dan jelas. Rasanya saya akan bisa menyukainya. Saat itu beliau menjelaskan tentang mekanisme transportasi zat-zat keluar masuk sel dan mekanisme komunikasi antar sel.
Ada satu hal yang menarik yaitu ada kalanya sebuah sel akan mengeluarkan zat-zat tertentu yang diidentifikasi sebagai 'signal' oleh sel lain sebagai 'signal' bahaya. Zat itu akan dikeluarkan jika sebuah sel terinfeksi oleh bakteri/virus tertentu sehingga akan membahayakan sel-sel lain di sekitarnya.
Di sinilah beliau menjelaskan sebuah karakter sel yang belum tentu dimiliki oleh 'Si Pemilik Sel', yaitu 'rela berkorban'. Arti dari signal ini adalah agar sel lain di dekatnya memakan sel terinfeksi tersebut untuk mencegah penularan lebih lanjut. Dengan demikian sel terinfeksi tersebut dapat melindungi jaringan di sekitarnya, melindungi organnya, melindungi sistem organnya, melindungi manusia 'si pemilik' tersebut dan melindungi manusia lain dari penularan.
Mungkin 'sebuah' sel itu dianggap tak berarti, bisa dibilang masih banyak sel lain yang sama dengannya. Namun sesungguhnya tiap sel mempunyai peranan penting dalam menjaga homeostatis tubuh kita. Tak ada yang tak berarti dan sel tersebut pada waktu itu telah memerankan peranan penting yaitu sebagai 'korban' segaligus 'penyelamat' suatu sistem raksasa yang dilakoninya.
Pertanyaannya, apakah 'si pemilik' sel tersebut dapat berbuat seperti 'sel'nya sendiri? Tentu ini menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua. Hanya sebuah pengorbanan kecil demi suatu sistem yang besar, sedangkan kita sebagai pemilik sel belum tentu berani berkorban meski pun itu hal kecil, misalnya demi keluarga, teman atau masyarakat sekitar. Justru yang sering terjadi malah 'sel' memakan 'sel' yang lain dengan keji dan saling merugikan.
Sekian tahun belajar ilmu tentang sel, ternyata saya baru tahu filosofi dari bagian kecil tubuh. Oleh karena itu, selain kita merawat dan menjaga agar tubuh sehat, tidak ada salahnya juga belajar dari kebijaksanaanya.
Pada mata kuliah fisiologi sewaktu masih kuliah dulu, seorang dosen bercerita tentang fisiologi sel manusia. Mulanya saya menganggap betapa akan membosankannya menyimak pembahasannya. Namun asumsi itu segera sirna ketika beliau mulai mengajar dengan caranya yang menarik dan mendetil.
Saya suka caranya menjelaskan sekelumit tahapan-tahapan fisiologi yang rumit itu dengan lugas dan jelas. Rasanya saya akan bisa menyukainya. Saat itu beliau menjelaskan tentang mekanisme transportasi zat-zat keluar masuk sel dan mekanisme komunikasi antar sel.
Ada satu hal yang menarik yaitu ada kalanya sebuah sel akan mengeluarkan zat-zat tertentu yang diidentifikasi sebagai 'signal' oleh sel lain sebagai 'signal' bahaya. Zat itu akan dikeluarkan jika sebuah sel terinfeksi oleh bakteri/virus tertentu sehingga akan membahayakan sel-sel lain di sekitarnya.
Di sinilah beliau menjelaskan sebuah karakter sel yang belum tentu dimiliki oleh 'Si Pemilik Sel', yaitu 'rela berkorban'. Arti dari signal ini adalah agar sel lain di dekatnya memakan sel terinfeksi tersebut untuk mencegah penularan lebih lanjut. Dengan demikian sel terinfeksi tersebut dapat melindungi jaringan di sekitarnya, melindungi organnya, melindungi sistem organnya, melindungi manusia 'si pemilik' tersebut dan melindungi manusia lain dari penularan.
Mungkin 'sebuah' sel itu dianggap tak berarti, bisa dibilang masih banyak sel lain yang sama dengannya. Namun sesungguhnya tiap sel mempunyai peranan penting dalam menjaga homeostatis tubuh kita. Tak ada yang tak berarti dan sel tersebut pada waktu itu telah memerankan peranan penting yaitu sebagai 'korban' segaligus 'penyelamat' suatu sistem raksasa yang dilakoninya.
Pertanyaannya, apakah 'si pemilik' sel tersebut dapat berbuat seperti 'sel'nya sendiri? Tentu ini menjadi sebuah pelajaran bagi kita semua. Hanya sebuah pengorbanan kecil demi suatu sistem yang besar, sedangkan kita sebagai pemilik sel belum tentu berani berkorban meski pun itu hal kecil, misalnya demi keluarga, teman atau masyarakat sekitar. Justru yang sering terjadi malah 'sel' memakan 'sel' yang lain dengan keji dan saling merugikan.
Sekian tahun belajar ilmu tentang sel, ternyata saya baru tahu filosofi dari bagian kecil tubuh. Oleh karena itu, selain kita merawat dan menjaga agar tubuh sehat, tidak ada salahnya juga belajar dari kebijaksanaanya.
Artikel Menarik Lainnya
4/05/2019
''Catus Pata'' Simpul Energi Alam
Persimpangan jalan di kawasan kota kerap menjadi spot yang unik karena dihiasi taman atau beragam patung 3/08/2019
Manusia Terbalik
Normalnya seorang manusia lahir ke dunia dengan posisi terbalik saat melalui pintu kelahiran dari seorang ibu yang mengandung normal 26/08/2019
SENI BERJALAN
Seni berjalan baik keluar diri mauoun ke dalam diri, membutuhkan tuntunan dan bimbingan 15/06/2019
Resepkan Metode Pelepasan, Seorang Dokter Ditelisik selama 3 Jam oleh BPOM Denpasar
Anda dapat membaca teknologi di Balik Topeng Sidhakarya dari perpektif psikologi modern di buku The Secret Message Of Dalem Sidhakarya 7/04/2019