PAYUNG ATLET & KASIH IBU
Gor Lila Bhuana, 26 Februari 2020 riuh oleh kehadiran 288 atlet, serta puluhan pelatih dalam pembukaan PELATDA Bali, yang disiapkan untuk menghadapi PON XX Papua. Pada kesempatan yang baik tersebut, dr. Alvin Wiharja,Sp.KO (kedokteran olahraga) memberikan sosialisasi tentang pencegahan cedera, pemulihan dan penerapan sports science. Dokter Alvin merupakan dokter spesialis olahraga pertama di Bali, yang akan melakukan pelayanan di unit layanan BALI PHISIO & SPORTS INJURY di RSU Kasih Ibu Teuku Umar.
Dikesempatan yang sama Dr. I Wayan Artanayasa,S.Pd.,M.Pd sebagai Wakil Dekan II Fakultas Olahraga dan Kesehatan/FOK Undiksa memberikan pendadaran tentang teknis serta outcome yang diharapkan dalam tes biomotor tahap pertama. Tes ini sebagai data awal sebelum Atlet mengikuti desentralisasi, yang kemudian dipantau secara berkala dengan tujuan untuk meningkatkan performa atlet baik dalam aspek fisik, teknik, stategi dan mental.
Ir. I Ketut Suwandi sebagai Ketua KONI Bali, menyambut baik sinergis dan kolaborasi antara akademisi (Undiksa), praktisi (KONI) dan klinisi (RSU Kasih Ibu) sebagai awal dalam penerapan sports science yang didasari oleh data dan bukti (evidence based) dan mengakar kuat pada budaya lokal (think globally act locally). Pada kesempatan itu RSU Kasih Ibu diwakili oleh Marketing Director, Bapak Priyanda.P Orah.,SE.,MM menyerahkan PAYUNG sebagai symbol komitmen RSU Kasih Ibu dalam melindungi atlet dari cedera akut, cedera berulang serta meningkatkan performa atlet dengan teknologi kedokteran olahraga, yang saat ini menjadi satu satunya di Bali. Unit ini akan diresmikan pada tanggal 9 Maret 2020.
Hasil tes akan disampaikan secara panel dihadapan pelatih, pengurus KONI, akademisi Undiksa serta Klinisi RSU Kasih Ibu Denpasar, pada tanggal 7 Maret 2020. Dengan kolaborasi ini diharapkan akan menghasilkan program latihan yang berkualitas, berorientasi pada hasil dan aman dari cedera, ungkap dr. I Gusti Ngurah Putera Eka Santhosa, sebagai Ketua Bidang Kesehatan KONI Provinsi Bali. Lebih dari itu, penulis buku The Science & Art Of Sports Injuries Management mengutarakan, hasil pembinaan olahraga prestasi merupakan upaya komprehensif yang dilakukan secara kolaboratif antara lima komponen dasar, yakni; Pertama, orang tua atlet yang senantiasa mengisi tangki kasih atlet. Kedua, pelatih yang cakap, handal dengan program tertulis, terstruktur, sistematis dan personal. Ketiga, dukungan pengajar dilingkungan sekolah/kampus tempat atlet bernaung. Keempat, pengurus cabang olahraga dan KONI yang komunikatif, transparan dan kondusif. Kelima, tersedianya fasilitas latihan, fasilitas kesehatan yang memiliki standart internasional. Dengan demikian atlet dapat mengikuti program pelatihan baik desentralisasi maupun centralisasi dengan paripurna. Sebagaimana harapan masyarakat Bali pada umumnya, kolaborasi tiga komponen, praktisi, akademisi dan klinisi mengantarkan Atlet Bali melalui PON XX dengan Sidhakarya. *ES
Dikesempatan yang sama Dr. I Wayan Artanayasa,S.Pd.,M.Pd sebagai Wakil Dekan II Fakultas Olahraga dan Kesehatan/FOK Undiksa memberikan pendadaran tentang teknis serta outcome yang diharapkan dalam tes biomotor tahap pertama. Tes ini sebagai data awal sebelum Atlet mengikuti desentralisasi, yang kemudian dipantau secara berkala dengan tujuan untuk meningkatkan performa atlet baik dalam aspek fisik, teknik, stategi dan mental.
Ir. I Ketut Suwandi sebagai Ketua KONI Bali, menyambut baik sinergis dan kolaborasi antara akademisi (Undiksa), praktisi (KONI) dan klinisi (RSU Kasih Ibu) sebagai awal dalam penerapan sports science yang didasari oleh data dan bukti (evidence based) dan mengakar kuat pada budaya lokal (think globally act locally). Pada kesempatan itu RSU Kasih Ibu diwakili oleh Marketing Director, Bapak Priyanda.P Orah.,SE.,MM menyerahkan PAYUNG sebagai symbol komitmen RSU Kasih Ibu dalam melindungi atlet dari cedera akut, cedera berulang serta meningkatkan performa atlet dengan teknologi kedokteran olahraga, yang saat ini menjadi satu satunya di Bali. Unit ini akan diresmikan pada tanggal 9 Maret 2020.
Hasil tes akan disampaikan secara panel dihadapan pelatih, pengurus KONI, akademisi Undiksa serta Klinisi RSU Kasih Ibu Denpasar, pada tanggal 7 Maret 2020. Dengan kolaborasi ini diharapkan akan menghasilkan program latihan yang berkualitas, berorientasi pada hasil dan aman dari cedera, ungkap dr. I Gusti Ngurah Putera Eka Santhosa, sebagai Ketua Bidang Kesehatan KONI Provinsi Bali. Lebih dari itu, penulis buku The Science & Art Of Sports Injuries Management mengutarakan, hasil pembinaan olahraga prestasi merupakan upaya komprehensif yang dilakukan secara kolaboratif antara lima komponen dasar, yakni; Pertama, orang tua atlet yang senantiasa mengisi tangki kasih atlet. Kedua, pelatih yang cakap, handal dengan program tertulis, terstruktur, sistematis dan personal. Ketiga, dukungan pengajar dilingkungan sekolah/kampus tempat atlet bernaung. Keempat, pengurus cabang olahraga dan KONI yang komunikatif, transparan dan kondusif. Kelima, tersedianya fasilitas latihan, fasilitas kesehatan yang memiliki standart internasional. Dengan demikian atlet dapat mengikuti program pelatihan baik desentralisasi maupun centralisasi dengan paripurna. Sebagaimana harapan masyarakat Bali pada umumnya, kolaborasi tiga komponen, praktisi, akademisi dan klinisi mengantarkan Atlet Bali melalui PON XX dengan Sidhakarya. *ES
Artikel Menarik Lainnya
7/04/2019
'Mememan' dan Purifikasi Diri
Mememan atau berendam memiliki makna dan kearifan lokal yang terbukti secara ilmiah bermanfaat untuk kesehatan 2/09/2019
Ibu Kota Negara Republik Indonesia Dulu, Kini & Nanti
Perjuangan pergerakan rakyat Nusantara dalam meraih kemerdekaan memang banyak rintangan. Begitu pun dalam urusan Ibu Kota. 26/08/2019
SENI BERJALAN
Seni berjalan baik keluar diri mauoun ke dalam diri, membutuhkan tuntunan dan bimbingan 31/10/2019
EMPTINESS DANCING
Emptiness Dancing merupakan suatu tarian sakral, tarian mistis para kawi wiku. Tarian yang muncul dari kedalaman jiwa seseorang yang telah melalui semua dinamika kehidupan 19/07/2020