Sisi Eksoterik dari Sebuah "Gagapan"
Gagapan merupakan sebuah frase dalam bahasa Bali yang bersinonim dengan buah tangan atau oleh-oleh. Tidak banyak yang mengetahui sisi eksoterik dari sebuah gagapan. Awalnya saya pun tidak menganggap sesuatu yang penting sampai ketika, seorang Guru mengingatkan saya makna dibalik sebuah "Gagapan"
Gagapan sebagai suatu wujud syukur kepada Tuhan, selaian diperuntukkan untuk anak, saudara atau kerabat gagapan oleh leluhur kita dipergunakan sebagai suatu persembahan dalam wujud "rarapan". Potongan kue yang dibagi kecil-kecil kemudian dirangkai dengan canang, menjadi symbol rasa syukur atas "merta" atau rejeki yang didapat selama bekerja.
Gagapan sebagai bahasa kasih, merupakan sebuah symbol yang menunjukkan rasa cinta seseorang kepada sesama. Saat menyaksikan anak-anak begitu kegirangan menanti kedatangan kakek dan neneknya, mereka juga menunggu "gagapan" apa yang dibawakan kepada mereka. Walau hanya pisang goreng, mereka bahagia kegirangan menyantap "gagapan" sederhana itu dengan suka cita.
Gagapan sebagai perekat persaudaraan. Buah tangan yang dibawa saat mengunjungi kolega di rumah atau yang sedang sakit di rumah sakit menjadi symbol KEPEDULIAN dan BUKTI tali persaudaraan antar sesama. Walau beda Agama, Ras dan Bahasa, "gagapan" terbukti dapat mengikat semua perbedaan itu dalam sebuah suka cita.
Saat menjenguk nenek, "gagapan" berupa minyak gosok hangat, dengan aroma khas serta bulir mikromolekul, yang apabila diusapkan dalam suhu hangat diakui dapat mengisi kegamangan dan kerinduan akan kehadiran para cucu. Apapun bisa dijadikan sebuah "gagapan", yang paling utama ada keiklasan dan ketulusan hati saat memberikan gagapan tersebut.
Apa nie Gagapan favorit yang selalu kamu nanti?